Asiafone terus menggempur pasar ponsel kelas bawah dengan meluncurkan empat seri terbaru yang harganya cuma Rp 400 ribuan, sekaligus memperkuat service center untuk purna jual menjadi 37 titik hingga pertengahan 2015.
Keempat ponsel yang diluncurkan akhir November 2014 ini adalah seri AF 9190, AF 79, AF 77 dan AF 90. Setelah itu, Asiafone rencananya masih akan merilis lima ponsel lagi hingga akhir 2015 sehingga total ada sembilan seri yang akan dipasarkan.
“Keempat produk ini akan mengakomodasi konsumen yang ingin berpindah dari feature phone ke smartphone, sehingga harga yang diberikan pun sangat terjangkau,” kata Herman Zhou, Direktur Utama Asiafone dalam keterangannya, Selasa (25/11/2014).
Herman mengakui, dalam membangun sebuah merek ponsel, ada sisi lain yang tak kalah penting selain pemasaran, yakni pelayanan purna jual. “Untuk menjaga performa merek Asiafone di mata konsumen, kami tak segan untuk berinvestasi di bidang service center,” ujarnya tanpa menyebutkan nilai investasi yang dimaksud.
Saat ini, Asiafone mengklaim telah memiliki 22 service center yang tersebar di 21 kota seluruh Indonesia. Salah satu yang terus diperbaiki kualitas layanannya adalah di Bandung. “Service Center di Bandung adalah contoh model layanan kami kepada konsumen,” jelas Herman.
“Melihat tingginya animo masyarakat terhadap produk-produk Asiafone di Bandung, maka layanan after sales berupa service center menjadi mutlak, untuk menjamin rasa aman pengguna ponsel Asiafone,” jelasnya lebih lanjut.
Dalam penanganan purnajual, Asiafone tidak sekadar membuka banyak service center saja, tetapi benar-benar dikelola secara mandiri langsung oleh Asiafone. Menurut Herman, setiap service center sudah dilengkapi dengan teknisi yang andal sehingga konsumen tidak perlu menunggu lama saat menghadapi masalah.
“Teknisi di service center secara rutin dilatih untuk meningkatkan kemampuannya. Asiafone menerapkan standar layanan sekitar satu jam untuk menservis ponsel yang bermasalah. Sehingga konsumen dapat menunggu agar smartphone dapat langsung digunakan kembali,” kata dia.
Untuk memastikan standar layanan yang ketat bisa berjalan, dibuatlah sistem online untuk menghubungkan service center dengan head office, sehingga setiap pekerjaan dapat dipantau dari pusat. Jadi apa yang sedang dikerjakan, dan berapa pekerjaan yang masih menunggu, ketersediaan suku cadang, semua dimonitor secara online. “Jadi, ketika ada spare part yang mulai menipis ketersediaannya, dapat langsung disuplai,” jelasnya.
Asiafone mengatakan akan terus menambah jumlah service centernya. Sampai pertengahan 2015 akan ada penambahan 15 service center lagi, baik di kota besar maupun kota satelit. Sehingga total akan ada 37 service center. Di Pulau Jawa, service center tersebut akan dibangun di daerah Purwakarta, Bogor, Tangerang dan Sidoardjo.
Sementara di Sumatera, service center yang dibangun ada di daerah Jambi, Pekanbaru, Bengkulu, Batam dan Aceh. Di Sulawesi akan menambah di daerah Palu, Kendari dan Gorontalo. Serta di Indonesia Timur akan dibangun di daerah Lombok dan Kupang. Sedangkan di Kalimantan akan dibangun di daerah Balikpapan.
Menurut Herman, saat ini penyebaran Asiafone di Indonesia didominasi wilayah Jabodetabek yang berkisar 30%. Kemudian untuk wilayah Jawa Barat 15%, Jawa Timur 20%, Jawa Tengah 15%, dan 20% tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Indonesia Timur.
0 komentar:
Posting Komentar